mungkin harus malu ama Dafa....
^_^ ^_^ ^_^
anak kelas 3 sekolah dasar islam
terpadu,
kata teman-temannya sih seringkali
dikatakan dafa si aneh,
memang kelakuannya aneh,
bahkan ada yang bilang setengah
autis,
atau autis resesif, apalah aku tak
ngerti,
bagiku Dafa tetaplah bocah pada
umumnya,
bahkan bocah unik yang tingkahnya
seringkali menginspirrasiku,
dafa,
demikian dia menyebutkan namanya
singkat saat kutanyakan,
pertama kali aku mengenalnya saat
berjumpa di masjid kompolek rumahku,
sejak saat itulah kami cukup akrab,
jalan yang membuat kami akhrab cukup
mudah,
aku paling sering menyapa anak-anak,
siapapun dia,
apalagi anak itu datang dan shalat
jamaah di masjid,
minimalaku berucap
"assalamualaikum...ini siapa namanya...seneng deh om,lihat kalian pada ke
masjid"
kadang senyumku harus berubah jadi
manyun saat pengurrus masjid yang senior, atau marbot masjid,
mengusir anak-anak ingusan yang
berisik itu,
beberapakali aku menegur mereka
"adik-adik,kalo udah sampai
masjid tenang bentar,nanti selesai sholat boleh teriak sepuasnya lagi, tapi
jangan sampai terdengar mereka.nanti dijewer..." ucapku pada anak-anak
kecil itu, mereka langsung terdiam.
rabu malam,magrib yang syahdu,
senantiasa aku mengiringi waktuku
dirumah untuk jamaah di masjid,
biasanya menunggu isya aku bisa
melahap satu atau dua jus dari Mushaf utsmani penuh warna kesukaanku,
saat itu dafa masuk ke masjid
langsung berlari menujuku,
"om....nanti dafa mau nginap di
masjid...tapi kalo udah berhasil abis itu pulang"
"nah? emang berhasilapanya fa?
om gak ngerti maksud dafa" jawabku sambilmendekatkan pandanganku padanya.
"gini om, tiap subuh masjid ini
selalu dikotori telek kelelawar,
dan gak pernah bersih, besok-besok ada
lagi"
"terus dafa mau ngapain?.om
sudah usulkan dipasang lampu sorot biar kelelawar gak ke masjid lagi.tapi
nihil"
aku sempat terkaget saat dafa
menjawab "dafa juga pernah mau usul kita bareng=bareng nangkap kelelawar,
tapi dafa tau orang-orang pasti pada gak mau.jadi dafa mau nangkep sendiri
kelelawarnya malam ini"
"adaf mau nangkep pake
apaan?" tanyaku seirus pada anak itu,
lalu dafa membuka peci mungil merek
"danis" dari kepalanya,
dengan sigap langsung diambil satu
buah pisang matang di pecinya itu,
"ini buat umpan om,kan
kelelawar suka buah,
nanti dafa buka pisangnya dan taruh
dibawah,terus dafa tunggu di pojokan sampai pisangnya dimakan,
nah,saat dimakan, dafa tangkappake
peci ini deh, atau pake sajadah,
kan gelap, jadi kelelawar gak
ngelihat,gampang kan?"
"lalu...apa yang bisa om bantu
dafa?"
tanyaku,aku berusaha menghoormati
rencananya dan membantunya,
meski pikiranku anak ini tak mungkin
bisa menangkapkelelawar gesit itu,
"ba'da isya kesini, setelah
masjid gelapkita beraksi om..." jawabnya singkat.
==
ba'da isya yang kutunggu,
aku masih duduk di tangga depan
masjid pejaten bersama dafa,
menunggu sampai tak satupun ada
jamaah di masjid lantai atas,
segera setelah sepi,kami beraksi,
aku mematikan semua lampu atas
masjid,
dafa dengan perlahan mengupas dan
menaruh pisang untuk perangkap.
setelahnya kami jongkok terdiam siap
menerkan kalo ada keleawar yang memakan pisang itu,
hingga beberapa menit berlalu, tak
satupun kelelawar mendatangi perangkapkami
"dafa...sepertinya kelelawar
sudah tau rencana kita.jadi bagaimana?" tanyaku
"bukan om, kelelawar lagi nyari
makan dulu,nah makannya di masjid, biasanya malam ke masjidnya"
"kita mau nunggu sampai kapan
nih fa? om masih ada janji jam 10nanti"
"sampai berhasil om, oh kalo om
mau pulang, pulang aja. dafa bisa sendiri kok"
dialah dafa yang tangguh,takkan
pulang sebelum berhasil
sejak itu aku tak tanya lagi,
aku hanya diam dan menunggu intruksi
dafa,
hingga aku terpikir untuk bertanya
"dafa sudah izin orang tua mau nginap di masjid?"
"belum om, dafa bilang mau
nunggu di masjid sampai jam 8an"
saat itu kami sedang dalam gelap,
bersiaga seperti anggota densus 88
mengendap dan menunggu penjahat,
sunyi...hanya suara nafas kami yang
sedikit lebih kencang,
tak satupun kelelawar mendekati
masjid,
beberapa terlihat terbang tapi
diluar masjid,
hingga cahaya menerangi kami, semua
lampu masjid atas menyala...
"dafa...lagi ngapain?"
ucap orang tua dari arah masuk masjid dekat saklar.
"yah kakek,dafa lagi nunggu
kelelawar,dafa mau nangkep kelelawar"
sang kakek terdiam saat kujelaskan
jalan cerita kenapakami mengendap dalam gelap.
jam di masjid tepat menunjukkan
pukul 20.00,
seperti janji dafa, dia akan di
masjid sampai jam 8.
sang kakek menyuruhnya pulang,
dan bilang kelelawar takkan datang
lagi ke masjid kok,
dan masjid takkan kotor lagi,
dialah dafa,
anak unik yang senantiasa
menginspirasi,
masing terngiang di benakku,
"kalo saran aja gak merubah
keadaan,mungkin dengan berbuat orang akan mendengarkan"
mungkin maksudnya begitu,
mungkin bahan renungan buat kita,
saat melihat ada kemungkaranm atau
maksiat di depan kita,
atau sekedar ada "kotoran"
di mmasjid,
berbuatkah kita untuk itu?
atau,sekedar bilang "saran
saya...." atau " kenapa masjidnya...."
tanpa berbuat nyata, seperti dafa?
mungkin kita harus malu dengan dafa,
mungkin harus malu ama dafa,
sepekan setelah kejadian itu,
aku sempat kaget saat di masjid
lantai atas,
ada dua lampu sorot yang bisa
mengusir kelelawar,
dan sejak itu tak ada kotoran
kelelawar lagi di masjid komplek kami,
dialah dafa, yang memulainya...
perbuatannya merubah keadaan,
mungkin harus malu ama dafa,
kutulis untuk pelajaran bagi kita,
terutama yang mengaku sebagai
aktivis dakwah,
kutilis kini,sambil mendengarkan
"always be there"
15juuni 2011
10.50 wib
Mokhamad Kusnan
kubagi untuk semua
Komentar
Posting Komentar